Post Top Ad

Post Top Ad

Wednesday, May 28, 2014

12:10 AM

CARA MEMIJAT BAYI

Mengingat manfaatnya yang tidak kecil, sudah sepantasnya para orangtua menerapkan terapi sentuhan ini pada bayi mereka. Bagaimana caranya, ikuti tips berikut ini.
Sebelum mulai memijat, lakukan beberapa langkah persiapan, yaitu:

  1. Tangan ibu dalam keadaan bersih,

  2. Usahakan tidak berkuku panjang atau menggunakan perhiasan yang kemungkinan menyakiti   bayi.

  3. Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap.

  4. Siapkan handuk, baju, popok dan baby oil/baby lotion. Baby oil yang lembut selain berfungsi   sebagai bahan   pelicin, juga berguna untuk menghaluskan dan menjaga kelembaban kulit si   kecil. Gunakan juga  baby lotion  bila kulit si kecil cenderung kering. Hati-hati, jangan sampai    baby oil/baby lotion ini memerciki  matanya.

  5. Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar.

  6. Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit untuk melakukan proses pemijatan.

  7. Baringkan bayi di atas kain rata yang lembut dan bersih.

  8. Ibu/ayah duduk dalam posisi nyaman.

  9. Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai wajah dan kepalanya,    dan ajaklah si kecil   berbicara dengan lembut.

  10. Jangan memijat si kecil pada saat ia sedang demam atau sakit, karena ia malah merasa    tidak nyaman.

  11. Hindari memijatnya saat ia tidur, karena istirahat yang terganggu hanya akan membuatnya   rewel. 

  12. Jaga temperatur si kecil jangan sampai suhu tubuhnya di bawah 35 derajat Celsius.  

  13. Hindari pemijatan oleh pemijat bayi yang kurang ahli, karena bisa mengganggu  perkembangan  dan struktur  tulang balita.


Setelah melakukan persiapan itu, pemijatan bisa dimulai. Berikut ini contoh cara memijat beberapa bagian tubuh bayi

1. WAJAH 

Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka

a. Dahi : Menyetrika dahi (open book)

  • Letakkan jari-jari kedua tangan Anda pada pertengahan dahi

  • Tekankan jari-jari Anda dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran buku

  • Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata.

b. Alis : Menyeterika alis

  • Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis mata

  • Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.

c. Hidung : Senyum I

  • Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis

  • Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

d. Mulut bagian atas : senyum II

  • Letakkan kedua ibu jari Anda diatas mulut dibawah sekat hidung

  • Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum

e. Mulut bagian bawah : senyum III

  • Letakkan kedua ibu jari anda ditengah dagu

  • Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat bayi tersenyum

f. Lingkaran kecil dirahang (small circles around jaw)

  • Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang bayi

g. Belakang telinga

  • Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri

  • Gerakkan ke arah pertengahan dagu dibawah dagu

2. TANGAN

a. Memijat ketiak (armpits)

  • Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan.

b. Perahan cara India

Arahan pijatan cara India ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot.

  • Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi

  • Gerakan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan tangan.

  • Demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi.

c. Peras dan putar (squeeze and twist)

Cara lain adalah dengan menggunakan kedua tangan secara bersamaan.

  • Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan tangan

d. Membuka tangan

  • Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-jari

e. Putar jari-jari

  • Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung jari dengan gerakan memutar.

  • Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari

f. Punggung tangan

  • Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan anda

  • Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari-jari dengan lembut

g. Peras & putar pergelangan tangan (wrist circle)

  • Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk

h. Perahan cara swedia

Arah pijatan cara Swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru.

  • Gerakkan tangan kanan dan kiri anda secara bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak.

  • Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah pundak

i. Gerakan menggulung

  • Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan

  • Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju ke arah pergelangan tangan/jari-jari

 

3. DADA

a. Jantung Besar

  • Buatlah gerakan yang menggambar jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan Anda di tengah dada bayi/ulu hati.

  • Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk bentuk jantung, dan kembali ke ulu hati.

b. Kupu-kupu

  • Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada/ulu hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati.

  • Gerakan tangan kiri anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.

 

4. PERUT

Catatan : hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk.

a. Mengayuh Sepeda


  • Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri

b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat

  • Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan

  • Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki

c. Ibu Jari ke samping

  • Letakkan kedua ibu jari dari samping kanan-kiri pusar perut

  • Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan dan kiri

d. Bulan-matahari

  • Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari {M} beberapa kali

  • Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan {B})

  • Lakukan kedua gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan).

e. Gerakan I Love You :

  • “I” Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”

  • “LOVE” Pijatlah perut bayi membentuk hurup “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah

  • “YOU” Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut bawah.

f. Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers)

  • Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan

  • gerakkan jari-jari Anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara.

 

 

5. KAKI

a. Perahan cara India

  • Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul soft ball

  • Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah susu

b. Peras dan putar

  • Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan

  • Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha ke arah mata kaki

c. Telapak kaki

  • Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari di seluruh telapak kaki

d. Tarikan lembut jari

  • Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari.

e. Gerakan peregangan (Strecth)

  • Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah tumit

  • Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit

f. Titik tekanan

  • Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari

g. Punggung kaki

  • Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-jari secara bergantian

h. Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles)

  • Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi

i. Perahan cara swedia

  • Peganglah pergelangan kaki bayi

  • Gerakkan tangan anda secara bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha

j. Gerakan menggulung

  • Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda

  • Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki

k. Gerakan akhir

  • Setelah gerakan a sampai k dilakukan pada kaki kanan dan kiri, rapatkan kedua kaki bayi

  • Letakkan kedua tangan anda secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha

  • Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke arah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.

 

6. PUNGGUNG

a. Gerakan maju mundur (kursi goyang)

  • Tengkurapkan bayi melindang di depan anda dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan anda.

  • Pijatah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan ke dua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.

b. Gerakan menyetrika

  • Pegang pantat bayi dengan tangan kanan

  • Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung

c. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki

  • Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi

d. Gerakan melingkar

  • Dengan jari-jari kedua tangan anda, buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat

  • Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

e. Gerakan menggaruk

  • Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan anda pada punggung bayi

  • Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi

 


Sunday, May 25, 2014

8:41 PM

Sarung Tangan, Kaus Kaki dan Topi Bayi


Membawa pulang bayi baru dari rumah bersalin biasanya heboh
dengan segala pernik pelindung bayi. Sarung tangan, kaus kaki,
dan topi. Perlukah itu semua?


Terkadang penggunaan sarang tangan, kaus kaki, topi
dan selimut untuk bayi adalah agar bayi lebih hangat 
dan nyaman.
Namun ada pula batasan-batasan penggunaannya
untuk perkembangan si bayi itu sendiri.

Sarung tangan.
 Sarung tangan bayi biasanya bertujuan untuk melindungi
dan menghindarkan kulit muka bayi dari luka goresan kuku panjangnya.
Perhatikan:





  • Sebaiknya sarung tangan tidak dipakaikan terlalu lama.
  • Penggunaannya hanya bila cuaca atau suhu dingin.
  • Gunakan bila tangannya terlihat aktif meraba mukanya.
  • Pemakaian yang terlalu lama bisa mengganggu perkembangan sensorik dan motorik telapak tangan dan jemari bayi. Ia tidak bisa merasakan sensasi dari benda yang dipegangnya.
  • Pilihlah kaus tangan yang terbuat dari bahan yang halus.
Kaus kaki. Kaus kaki biasanya lebih sering digunakan oleh bayi. Perhatikan:
  • Kaus kaki terbuat dari bahan yang halus dan lembut.
  • Pada musim hujan dan suhu sedang dingin, bisa gunakan kaus kaki dari bahan wool.
  • Jangan sampai ada benang yang terlepas pada bagian dalam kaus kaki, karena jari kaki bayi bisa terlilit.
  • Karet di lingkar kakinya jangan terlalu ketat, karena dapat mengganggu peredaran darahnya.
  • Pilihlah kaus kaki yang masih menyisakan ruang kurang lebih 0,5 – 1,5 cm, agar kaki bayi bisa leluasa bergerak.
  • Jaga kebersihan kakinya.
  • Jangan biarkan bayi memakai kaus kaki seharian penuh, karena bisa mengundang jamur tumbuh. Beri kesempatan kaki bayi terkena udara.
Topi. Bayi banyak mengeluarkan panas tubuh melalui kepalanya. Karena itu, salah satu cara menjaga agar tubuhnya tetap hangat adalah dengan menutup kepalanya. Perhatikan:
  • Gunakan topi ketika cuaca atau suhu udara dingin, serta ketika membawa bayi keluar rumah.
  • Pilihlah topi yang terbuat dari bahan yang lembut dan halus, serta memungkinkan terjadi pertukaran udara.
  • Penggunaan topi jangan terlalu lama.
Perlindungan untuk bayi memang perlu, tapi jangan berlebihan, karena malah dapat mengganggu perkembangan dan kesehatan bayi. (PePe)

Saturday, May 24, 2014

9:57 PM

Cara Penyimpanan ASI Perah Dalam Kulkas Dan Prosedur Penggunaannya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIAmugMu0FNRxYKMqz7KgogNp_lowW0uQGTdxdwzv9EgvyHKg7Ox4nHNaw2BnFiQz31PksOKw8dyAPMeZPWGLs2iqOdVeLWZJqdvbAJAsTgp70__U1t8XW61FA3pEcjpaZMbRI-1Yp7Bc/s320/menyimpan+asi.jpg
Lama Penyimpanan ASI perah
  • Suhu ruang (19-22C) à 4-10 jam
  • Refrigerator (kulkas bawah) dg suhu 0-4 C à 2-3 hari Ø Freezer pd kulkas berpintu satu (suhu variatif < 4 C) : 2 minggu
  • Freezer pd kulkas berpintu dua (suhu variatif < 4 C) : 3-4 bulan
  • Freezer khusus ( -19C) : 6 bulan atau lebih


Interval waktu amat sangat bervariatif tergantung kondisi dari lokasi penyimpanan. Meski dapat disimpan lebih lama, disarankan agar tidak terlalu lama menyimpan ASI peras. Karena ASI diproduksi sesuai dg kebutuhan pertumbuhan & perkembangan anak. Karenanya jika ibu memiliki ASI peras berlebih tidak ada salahnya didonorkan ke mereka yg membutuhkannya.

Teknik Penyimpanan ASI Perah
  • Siapkan wadah penampung ASI yang mudah disterilkan, biasanya berupa botol bertutup rapat yang terbuat dari bahan tahan panas, bisa terbuat dari kaca, stainless steel, dan plastik yang tidak meleleh jika direndam dalam air panas
  • Gunakan wadah yang volumenya sesuai dengan kebutuhan bayi untuk sekali minum, misalnya 60ml.
  • Jangan pakai botol susu yang berwarna / bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas. Wadah untuk menampung ASI sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah disterilkan, seperti botol bertutup rapat yang terbuat dari plastik atau gelas yang tahan panas.
  • Sebaiknya gunakan wadah yang volumenya sesuai dengan kebutuhan bayi untuk sekali minum, misalnya 125 ml.
  • Bila ASI tidak diberikan langsung, pastikan penampungan dan penyimpanannya telah steril dan tidak terkontaminasi.
  • Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6 jam, maka tidak perlu di simpan di lemari pendingin. Namun disarankan untuk tidak menyimpan ASI di suhu kamar lebih dari 3 atau 4 jam.
  • Bila perlu disimpan selama 24 jam, segera masukkan ASI perah ke dalam lemari pendingin pada suhu 4 derajat celcius (jangan sampai beku).
  • Bila ASI perah akan digunakan dalam waktu 1 minggu atau lebih, maka ASI perah tersebut harus segera didinginkan dalam lemari pendingin selama 30 menit, lalu dibekukan pada suhu -18 derajat celcius atau lebih rendah. ASI yang sudah dibekukan dapat disimpan antara 3 – 6 bulan.
  • Simpanlah ASI di lemari pendingin bagian tengah, atau di bagian terdalam freezer, karena lokasi-lokasi tersebut memiliki temperatur yang lebih dingin dan konstan.
  • Jangan menyimpan ASI pada rak yang menempel di pintu lemari pendingin karena temperatur di tempat ini mudah berubah ketika pintu dibuka dan ditutup.
  • Beri label setiap wadah ASI yang berisi keterangan kapan ASI tersebut diperah.
  • Jangan mengisi penuh wadah penampung ASI, karena ASI akan memuai saat membeku. Sisakan kurang lebih ¼ bagian kosong.
Tips Penyimpanan
  • ASI yang telah dihangatkan tidak boleh didinginkan lagi untuk diberikan pada bayi di waktu minum berikutnya.
  • Pembekuan yang lama (lebih dari 6 bulan) dapat mengubah komposisi kimia ASI, seperti terjadi penguraian beberapa senyawa lemak dan hilangnya beberapa senyawa yang berfungsi melawan organisme berbahaya. Risiko kontaminasi juga tinggi, jika tiba-tiba listrik padam sehingga susu cair dan dibekukan kembali. Namun sebaiknya ASI beku disimpan sebagai cadangan untuk keadaan darurat, ya Bunda. Jika Anda berada di rumah, susui langsung bayi
  • Jangan lupa bubuhkan label setiap kali Ibu akan menyimpan botol ASI,dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa/peras
  • Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6 jam, maka tidak perlu di simpan di lemari pendingin. Sebaiknya jangan menyimpan ASI di suhu kamar lebih dari 3 atau 4 jam.
  • Bila perlu disimpan selama 24 jam, segera masukkan ASI perah ke dalam lemari pendingin pada suhu 4 derajat celcius (jangan sampai beku).
  • Bila ASI perah akan digunakan dalam waktu 1 minggu atau lebih, maka ASI perah tersebut harus segera didinginkan dalam lemari pendingin selama 30 menit, lalu dibekukan pada suhu -18 derajat celcius atau lebih rendah. ASI yang sudah dibekukan dapat disimpan antara 3 – 6 bulan.
  • Bila mungkin, simpanlah ASI di lemari pendingin bagian tengah, atau di bagian terdalam freezer, karena lokasi-lokasi tersebut memiliki temperatur yang lebih dingin dan konstan.
  • Jangan menyimpan ASI pada rak yang menempel di pintu lemari pendingin karena temperatur di tempat ini mudah berubah ketika pintu dibuka dan ditutup.
  • Jangan mengisi penuh wadah penampung ASI, karena ASI akan memuai saat membeku. Sisakan kurang lebih ¼ bagian kosong.
  • ASI yang telah dihangatkan tidak boleh didinginkan lagi untuk diberikan pada bayi di waktu minum berikutnya.
  • Pembekuan yang lama (lebih dari 6 bulan) dapat mengubah komposisi kimia ASI, seperti terjadi penguraian beberapa senyawa lemak dan hilangnya beberapa senyawa yang berfungsi melawan organisme berbahaya. Risiko kontaminasi juga tinggi, jika tiba-tiba listrik padam sehingga susu cair dan dibekukan kembali.
  • Simpan ASI beku sebagai cadangan untuk keadaan darurat. Jika sedang di rumah, susui bayi.
ASI yang didinginkan tidak boleh direbus bila akan diberikan pada si kecil, karena kualitasnya akan menurun, yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat didalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin, atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah terisi air panas.
Pemberian ASI Perah
Perlu diperhatikan, jangan diberikan dengan botol/dot, karena hal ini akan menyebabkan bayi “bingung puting”. Berikan pada bayi dengan cangkir atau sendok, sehingga saat ibu menyusui langsung, bayi tidak menolak menyusu.
  • Jika Anda akan mencairkan ASI perah yang disimpan di lemari pendingin pada suhu 4 derajat Celcius, sebaiknya Anda tidak mencairkannya semalam suntuk pada suhu kamar. Sebaliknya, tidak perlu mencairkan di atas kompor. Jangan pula memanaskan dengan microwave. Pemanasan di microwave bukan saja akan menghancurkan kandungan vitamin di dalam ASI, tapi juga menimbulkan titik-titik panas (hot spots) yang bisa “membakar” lidah atau mulut bayi.
  • Bila Anda ingin mencairkan ASI beku, kurang lebih setengah jam sebelum waktu menyusui tiba, ambil wadah ASI dari lemari pendingin.
  • Hangatkan dengan memegang wadah tersebut di bawah air mengalir yang hangat atau rendam di mangkuk yang berisi air hangat(bukan air mendidih). Secara bertahap tingkatkan suhu air sampai ASI cair dan hangat.
  • Kocok wadah penampung ASI sebelum ASI diberikan pada bayi.
ASI perah sudah tidak terlalu dingin tersebut dapat diberikan menggunakan cangkir atau sendok kecil yang bersih. Bila menggunakan cangkir, tempelkan bibir cangkir pada bibir bawah bayi dan biarkan bayi menggunakan lidahnya untuk meminum ASI (tidak ditumpahkan). Selain itu, yang memberi ASI perah dengan sendok/cangkir tersebut harus orang lain, bukan Anda. Agar ada konsistensi, sehingga bayi tahu kalau dari Anda ia menyusu dan kalau dari orang lain ia minum ASI perah menggunakan sendok/cangkir. Diharapkan, ia tidak akan mengalami “bingung puting”.
Sebaiknya Anda tidak menyimpan atau membekukan ulang sisa susu yang tidak dihabiskan bayi agar bayi terhindar dari risiko diare.
Cara pemberian dengan menggunakan cangkir :
  • Ibu atau yang memberi minum bayi, duduk dengan memangku bayi.
  • Punggung bayi dipegang dengan lengan.
  • Cangkir diletakkan pada bibi bawah bayi.
  • Lidah bayi berada diatas pinggir cangkir dan biarkan bayi mengisap ASI dari dalam cangkir (saat cangkir dimiringkan).
  • Beri sedikit waktu istirahat saat bayi menelan.