Post Top Ad

Post Top Ad

Sunday, November 24, 2013

PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN (OBSERVASI)


OBSERVASI

1.      Pengertian
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.

a.    Observasi : mengamati pada saat pelayanan
b.    Observasi: suatu penyelidikan yg dijalankan secara sistematis & sengaja diadakan dgn menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yg langsung
c.    Observasi: suatu tehnik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung gejala-gejala yg sedang /berlangsung baik di dlm (di luar)
d.   Observasi sebagai alat pengumpul data memiliki sifat-sifat :
·         dilakukan sesuai dengan tujuan yg telah dirumuskan lebih dulu.
·         direncanakan secara sistematis.
·         hasilnya dicatat & diolah sesuai dengan tujuannya.
·         dapat diperiksa validitas, reliabilitas & ketelitiannya. Bersifat kwantitatif.

Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Ilmu pengetahuan biologi dan astronomi mempunyai dasar sejarah dalam pengamatan oleh amatir. Di dalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.

2.      Tujuan Observasi
Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan.

Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
a           Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.
b           Prosedur Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur utama.
c           Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anak-anak observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab, orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang diobservasi.

3.      Jenis-Jenis Observasi
Klasifikasi tentang jenis-jenis observasi dapat dilihat dari beberapa sudut pandangan antara lain :

a. Berdasarkan situasi yang diobservasi
·         Observasi terhadap situasi bebas (free situasion), observasi yang dilakukan terhadap situasi yang terjadi secara wajar, tanpa adanya campur tangan dari pengobservasi. Misalnya observasi yang dilakukan terhadap siswa-siswa yang sedang bermain secara bebas. 
·         Observasi terhadap situasi yang dimanipulasikan (manipulated situasion), yaitu situasi yang telah dirancang oleh pengobservasi dengan menambahkan satu atau lebih variabel. Misalnya seorang pengobservasi ingin mengetahui sifat kepemimpinan sekelompok siswa. 
·         Observasi terhadap situasi yang setengah terkontrol (partially controlled), jenis observasi ini adalah merupakan kombinasi dari kedua jenis observasi situasi bebas dan situasi yang dimanipulasikan.

b. Berdasarkan keterlibatan pengobservasi
·         Observasi partisipasi, yaitu apabila pengobservasi ikut terlibat dalam kegiatan subyek yang sedang diobservasi. Misalnya seorang guru bidang studi yang ingin mengetahui bagaimana antosias siswa-siswanya terhadap pelajaran yang diberikan. 
·         Observasi non partisipasi, dalam observasi ini pengobservasi tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang diobservasi. Misalnya seorang petugas bimbingan ingin mengetahui bagaimana antosias siswa terhadap bimbingan karir. 
·         Observasi quasi partisipasi, dalam jenis ini sebagian waktu dalam satu periode observasi pengobservasi ikut melibatkan diri dalam kegiatan yang diobservasi, dan sebagian waktu lainnya ia terlepas dari kegiatan tersebut. Misalnya kita ingin mengetahui bagaimana aktifitas siswa dalam melaksanakan suatu tugas kelompok.

c. Berdasarkan pencatatan hasil-hasil observasi
Observasi berstruktur, aspek-aspek tingkah laku yang akan diobservasi telah dimuat dalam suatu daftar yang telah disusun secara sistematis.
Bentuk catatan yang sistematis yaitu : 
daftar chek (chek list), adalah suatu daftar yang memuat catatan tentang sejumlah tingkah laku yang akan diobservasi. 
skala bertingkat (rating scale), adalah gejala-gejala yang akan diobservasi itu didalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan. 
Kelemahan dari observasi berstruktur ini adalah bahwa pengobservasi sangat terikat dengan daftar yang telah tersusun sehingga ia tidak mungkin mengembangkan observasinya dengan aspek-aspek lain yang kebetulan terjadi selama observasi berlangsung. 
Untuk mengatasi kelemahan ini, dapat ditemouh dengan cara kombinasi, yaitu menggunakan suatu daftar yang terperinci tentang tingkah laku yang diobservasi, yang dilengkapi dengan blanko untuk mencatat tingkah laku tertentu yang muncul, yang belum terekam dalam daftar. 
 Observasi tak berstruktur, dalam melaksanakan observasi ini pengobservasi tidak menyediakan daftar terlebih dahulu tentang aspek-aspek yang akan diobservasi. Dalam hal ini pengobservasi mencatat semua tingkah laku yang dianggap penting dalam suatu periode observasi. 


4.     Menyusun Pedoman Observasi
Untuk menyusun pedoman observasi, Anda sebaiknya mengikuti langkahlangkah sebagai berikut:
·         Merumuskan tujuan observasi.
·         Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi.
·         Menyusun pedoman observasi.
·         Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan dengan proses belajar peserta didik maupun kepribadiannya.
·         Melakukan uji-coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman observasi.
·         Merevisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji-coba.
·         Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung.
·         Mengolah dan menafsirkan hasil observasi.

5.      Kelebihan & Kekurangan Observasi
a. Kelebihan Observasi
·      Dapat mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya pada waktu kejadian itu berlangsung atau sewaktu perilaku itu terjadi.
·      Dapat memperoleh data dari subjek secara langsung, baik yang dapat berkomunikasi secara verbal ataupun tidak.
b. Kelemahan Observasi
·      Diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh hasil dari suatu kejadian, misalnya adat penguburan suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus menunggu adanya upacara adat tersebut.
·      Pengamatan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, tidak dapat dilakukan secara langsung.
·      Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.

6.      Aspek-Aspek Tingkah Laku Yang Cocok Dievaluasi Dengan Metode Observasi

Aspek tingka laku yang cocok dievaluasi dengan metode observasi adalah tempramen, karakter, penyesuaian, sikap dan minat. Intelegensi, bakat dan asil belajar dapat pula dievaluasi dengan metode observasi, tetapi pelaksanaannya sangat sulit dan kurang efektif. Dalam mengevaluasi penyesuaian sosial dapat dilakukan observasi tentang hal-hal sebagai berikut :

Dalam situasi manakah siswa-siswa itu bermain sendiri bersama dengan teman-temannya?
Dalam bermain bersama apaka ia sebagai pemimpin atau pengikut?
Apaka ia bertengkar dengan siswa-siswa lain?Dan sebagainya.

Untuk mengevaluasi penyesuaian personal dapat dilakukan observasi terhadap hal-hal sebagai berikut :
apakah siswa ini biasanya gugup?
Apakah ia pemarah? Dan sebagainya.

No comments:

Post a Comment