OBSERVASI
1.
Pengertian
Istilah
observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”.
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena
tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu,
baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam
konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.
a.
Observasi :
mengamati pada saat pelayanan
b. Observasi:
suatu penyelidikan yg dijalankan secara sistematis & sengaja diadakan dgn
menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yg langsung
c.
Observasi: suatu
tehnik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung gejala-gejala yg
sedang /berlangsung baik di dlm (di luar)
d.
Observasi
sebagai alat pengumpul data memiliki sifat-sifat :
·
dilakukan sesuai
dengan tujuan yg telah dirumuskan lebih dulu.
·
direncanakan
secara sistematis.
·
hasilnya dicatat
& diolah sesuai dengan tujuannya.
·
dapat diperiksa
validitas, reliabilitas & ketelitiannya. Bersifat kwantitatif.
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang
dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud
merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan
untuk melanjutkan suatu penelitian. Ilmu pengetahuan biologi dan astronomi mempunyai
dasar sejarah dalam pengamatan oleh amatir. Di dalam penelitian, observasi
dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.
2.
Tujuan
Observasi
Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan.
Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan.
Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
a
Memungkinan
untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat
ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.
b
Prosedur
Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana
orang dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur utama.
c
Observasi
dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anak-anak
observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa.
Sebab, orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa
sedang diobservasi.
3.
Jenis-Jenis
Observasi
Klasifikasi tentang jenis-jenis observasi dapat dilihat dari
beberapa sudut pandangan antara lain :
a. Berdasarkan situasi yang diobservasi
·
Observasi terhadap situasi bebas
(free situasion), observasi yang dilakukan terhadap situasi yang terjadi secara
wajar, tanpa adanya campur tangan dari pengobservasi. Misalnya observasi yang
dilakukan terhadap siswa-siswa yang sedang bermain secara bebas.
·
Observasi terhadap situasi yang
dimanipulasikan (manipulated situasion), yaitu situasi yang telah dirancang
oleh pengobservasi dengan menambahkan satu atau lebih variabel. Misalnya
seorang pengobservasi ingin mengetahui sifat kepemimpinan sekelompok
siswa.
·
Observasi terhadap situasi yang
setengah terkontrol (partially controlled), jenis observasi ini adalah
merupakan kombinasi dari kedua jenis observasi situasi bebas dan situasi yang
dimanipulasikan.
b. Berdasarkan keterlibatan pengobservasi
·
Observasi partisipasi, yaitu apabila
pengobservasi ikut terlibat dalam kegiatan subyek yang sedang diobservasi.
Misalnya seorang guru bidang studi yang ingin mengetahui bagaimana antosias
siswa-siswanya terhadap pelajaran yang diberikan.
·
Observasi non partisipasi, dalam
observasi ini pengobservasi tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang
diobservasi. Misalnya seorang petugas bimbingan ingin mengetahui bagaimana
antosias siswa terhadap bimbingan karir.
·
Observasi quasi partisipasi, dalam
jenis ini sebagian waktu dalam satu periode observasi pengobservasi ikut
melibatkan diri dalam kegiatan yang diobservasi, dan sebagian waktu lainnya ia
terlepas dari kegiatan tersebut. Misalnya kita ingin mengetahui bagaimana
aktifitas siswa dalam melaksanakan suatu tugas kelompok.
c. Berdasarkan pencatatan hasil-hasil observasi
Observasi berstruktur, aspek-aspek
tingkah laku yang akan diobservasi telah dimuat dalam suatu daftar yang telah
disusun secara sistematis.
Bentuk
catatan yang sistematis yaitu :
daftar chek (chek list), adalah
suatu daftar yang memuat catatan tentang sejumlah tingkah laku yang akan
diobservasi.
skala bertingkat (rating scale),
adalah gejala-gejala yang akan diobservasi itu didalam tingkatan-tingkatan yang
telah ditentukan.
Kelemahan dari observasi
berstruktur ini adalah bahwa pengobservasi sangat terikat dengan daftar yang
telah tersusun sehingga ia tidak mungkin mengembangkan observasinya dengan
aspek-aspek lain yang kebetulan terjadi selama observasi berlangsung.
Untuk mengatasi kelemahan ini,
dapat ditemouh dengan cara kombinasi, yaitu menggunakan suatu daftar yang
terperinci tentang tingkah laku yang diobservasi, yang dilengkapi dengan blanko
untuk mencatat tingkah laku tertentu yang muncul, yang belum terekam dalam
daftar.
Observasi tak berstruktur, dalam melaksanakan
observasi ini pengobservasi tidak menyediakan daftar terlebih dahulu tentang
aspek-aspek yang akan diobservasi. Dalam hal ini pengobservasi mencatat semua
tingkah laku yang dianggap penting dalam suatu periode observasi.
4. Menyusun Pedoman Observasi
Untuk menyusun pedoman observasi, Anda sebaiknya mengikuti
langkahlangkah sebagai berikut:
·
Merumuskan tujuan observasi.
·
Membuat lay-out atau kisi-kisi
observasi.
·
Menyusun pedoman observasi.
·
Menyusun aspek-aspek yang akan
diobservasi, baik yang berkenaan dengan proses belajar peserta didik maupun
kepribadiannya.
·
Melakukan uji-coba pedoman observasi
untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman observasi.
·
Merevisi pedoman observasi
berdasarkan hasil uji-coba.
·
Melaksanakan observasi pada saat
kegiatan berlangsung.
·
Mengolah dan menafsirkan hasil
observasi.
5.
Kelebihan & Kekurangan
Observasi
a. Kelebihan Observasi
·
Dapat
mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya pada waktu kejadian itu
berlangsung atau sewaktu perilaku itu terjadi.
·
Dapat
memperoleh data dari subjek secara langsung, baik yang dapat berkomunikasi
secara verbal ataupun tidak.
b. Kelemahan Observasi
· Diperlukan waktu
yang lama untuk memperoleh hasil dari suatu kejadian, misalnya adat penguburan
suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus
menunggu adanya upacara adat tersebut.
· Pengamatan
terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, tidak dapat dilakukan secara
langsung.
· Adanya
kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui
perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan
pengamatan langsung terhadap konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.
6.
Aspek-Aspek Tingkah Laku Yang Cocok
Dievaluasi Dengan Metode Observasi
Aspek tingka laku yang cocok dievaluasi dengan metode
observasi adalah tempramen, karakter, penyesuaian, sikap dan minat.
Intelegensi, bakat dan asil belajar dapat pula dievaluasi dengan metode
observasi, tetapi pelaksanaannya sangat sulit dan kurang efektif. Dalam
mengevaluasi penyesuaian sosial dapat dilakukan observasi tentang hal-hal
sebagai berikut :
Dalam situasi manakah siswa-siswa itu bermain sendiri
bersama dengan teman-temannya?
Dalam bermain bersama apaka ia sebagai pemimpin atau
pengikut?
Apaka ia bertengkar dengan siswa-siswa lain?Dan sebagainya.
Untuk mengevaluasi penyesuaian personal dapat dilakukan
observasi terhadap hal-hal sebagai berikut :
apakah siswa ini biasanya gugup?
Apakah ia pemarah? Dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment